Selamat Datang di SLB Dharma Wanita Grogol

Laptop Kick Andy bikin tak perlu lagi berbagi

Dengan metode yang tepat serta dukungan kuat dari lingkungan, anak berkebutuhan khusus bisa menyerap materi pelajaran dengan maksimal. Seperti Srihanik, siswi tuna rungu SLB Dharma Wanita Grogol yang bahkan bisa berprestasi hingga tingkat nasional.

Pagi itu (1/3) kegiatan di SLB Dharma Wanita Kecamatan Grogol berlangsung seperti biasa. Para siswa berkebutuhan khusus terlihat belajar dalam kelas-kelas bercat biru dengan berbagai hiasan dinding yang ceria. Jangan samakan dengan sekolah pada umumnya. Suasana belajar disana lebih riang dan santai.

Di ruang laboratorium salon atau audio, beberapa siswa tuna rungu asyik belajar berbicara dan mendengar. Mereka duduk di atas salon alias pengeras suara besar pengantar gentar dibantu alat bantu earphone untuk mengirimkan suara. Dengan peralatan itulah mereka berlatih berbicara dan mendengar.

Ini sebagai bekal untuk berkomunikasi dengan orang lain yang indera pendengaran dan organ bicaranya berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa kali mereka terlihat seperti mengucapkan kata-kata, namun yang terdengar hanya gumaman. Meski demikian, para siswa tersebut satu sama lain saling mengerti dan memahami.

Salah seorang diantaranya Srihanik. Siswi kelas XI tersebut terlihat riang dan bersemangat bersama teman-temannya. Tawa sering keluar dari mulutnya begitu menyadari kesalahannya saat mengartikan maksud sang teman.

Dengan segala keterbatasannya itulah Hanik mampu membuktikan diri bahwa siswa berkebutuhan khusus bisa berprestasi seperti yang lain. Oktober tahun lalu, gadis 17 tahun ini berhasil menjadi juara dua lomba desain grafis untuk anak-anak inklusi tingkat nasional yang diselenggarakan di Jogjakarta. Dia membuat desain poster yang berisikan ajakan untuk tidak menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang.

“Narkoba tidak boleh,” begitu ucap Hanik dengan suara sengau ketika ditanya apa maksud dari desain poster yang dibuatnya.

Karya tersebut dibuat Hanik di bawah bimbingan gurunya. Lomba itu juga bukan yang pertama kali diikutinya. Melainkan kelanjutan dari lomba yang dia ikuti sebelumnya. Hanik adalah juara tingkat Kabupaten/Kota Kediri dan tingkat Jawa Timur pada lomba serupa.

Dengan kemenangan itu, dia berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta. Uang itulah yang sebagian dia pakai untuk membeli laptop yang sudah lama sangat dia impikan bersama adiknya. “Sisanya dikasihkan ibu,” jelasnya dengan bahasa isyarat sembari tersenyum.

Hanik lahir dari keluarga yang kurang mampu. Ayah dan ibunya, Tukiman dan Sulastri, bekerja sebagai penjual kerupuk di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan dengan tiga anak. Mereka semula sempat tak mengizinkan Hanik untuk bersekolah karena malu jika kondisi anak keduanya itu diketahui banyak orang.

Namun, tekad kuat sang anak yang pernah menjadi juara II lomba pantomim tingkat kabupaten tahun 2011 itu akhirnya meluluhkan hati mereka. Apa lagi, Hanik berhasil membuktikan diri bisa berprestasi seperti anak normal yang lain.

Bahkan, berkat prestasinya ditingkat nasional prestasinya di tingkat nasional tersebut, SLB Dharma Wanita Grogol yang seolah sudah menjadi rumah keduanya mendapat bantuan dari Kick Andy, progam acara salah satu stasiun televise nasional. Hanik juga ikut mendapat laptop sehingga tak perlu lagi berbagi dengan sang adik.

Dengan laptop barunya itu, Hanik semakin bersemangat untuk belajar desain grafis. Gadis 17 tahun yang juga jago menari dan berjalan di atas catwalk ini juga kerap mengajari teman-temannya. Cita-cita pun sudah dipancang, yaitu menjadi desainer grafis, “Kami ajarkan yang terbaik dan membimbing anak-anak agar berprestasi. Sehingga, mereka tidak dianggap sebelah mata karena kekurangan fisiknya,” ujar Heru, sang Pembina.
Share this article :

Posting Komentar

 
Terima Kasih telah mengunjungi Website SLB Dharma Wanita Grogol